Dosen : Dhieta Ayudia
Top of Form
Perkembangan teknologi
yang diterapkan dalam perbankan
Semakin majunya teknologi di dunia transaksi perbankan pun mulai mengunakan
teknologi berbasis komputer untuk mempermudah transaksi dengan nasabah. yang
tadinya melayani nasabah dengan harus bertemu / nasabah datang ke cabang-cabang
bank yang disediakan oleh bank yang dia gunakan untuk menabung/infertasi
menjadi lebih mudah karena bank mulai mengunakan teknoligi berbasis komputer
dan sekarang sudah bisa mengakses lewat internet bahkan dengan mobile “HP”
dengan SMS sudah banyak diterapkan bank.
Dalam dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan
mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam
proses inovasi produk dan jasa seperti :
-
Adanya transaksi berupa Transfer uang via mobile maupun via teller.
-
Adanya ATM ( Auto Teller Machine ) pengambilan uang secara cash secara 24 jam.
-
Penggunaan Database di bank – bank.
-
Sinkronisasi data – data pada Kantor Cabang dengan Kantor Pusat Bank.
Dengan adanya jaringan computer hubungan atau komunikasi kita dengan klien jadi
lebih hemat, efisien dan cepat. Contohnya : email, teleconference.
Sedangkan di rumah dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin
silaturahmi (chatting), dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game
online, sharing file. Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita
bisa terhubung dengan internet melalui satu jaringan. Contohnya seperti di
warnet atau rumah yang memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di
dalamnya.
Pada dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan
mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam
proses inovasi produk dan jasa. Seperti halnya pelayanan electronic transaction
(e-banking) melalui ATM, phone banking dan Internet Banking misalnya, merupakan
bentuk-bentuk baru dari pelayanan bank yang mengubah pelayanan transaksi manual
menjadi pelayanan transaksi yang berdasarkan teknologi.
Kriteria pemilihan
teknologi perangkat lunak perbankan
Lembaga keuangan di Indonesia, termasuk bank, sudah lebih cepat dan intensif
dibandingkan sector atau jenis industri lainnya dalam menerapkan teknologi
computer dalam memberikan pelayanannya ke nasabah. Jasa-jas ini meliputi pembayaran
komputerisasi (pemindahan dana melalui computer dengan fasilitas jaringan
komunikasi datanya); jasa penyetoran dan pengambilan dana secara otomatis
melalui ATM atau berbagai jenis kartu plastic; homebanking dan internet banking
serta fasilitas pelayanan lainnya.
Beberapa contoh jenis teknologi computer tersebut diantaranya mesin Automated
Teller Machine (ATM), berbagai jenis kartu kredit, Point of sales (POS),
electronic fund transfer system, dan otomatisasi kliring. Fungsi teknologi
informasi (TI) telah mengalami perubahan dan perkembangan pesat pada decade
terakhir ini. Fungsi TI yang semakin khusus mendorong setiap bank untuk
membentuk bagian, departemen, atau unit kerja khusus tersendiri.
Fasilitas pengolahan data yang tersedia di bank saat ini merupakan hasil
kemajuan teknologi dan kebutuhan untuk menjalankan operasi secara sistematis
dan baik sesuai dengan aliran masuk dan keluar dana bank. Fasilitas tersebut
berfungsi untuk menangani, memilih, menghitung, menyusun, melaporkan, dan
mengirimkan informasi. Jadi penggunaan TI di bank dimaksud adalah untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan data kegiatan usaha
perbankan sehingga dapat memberikan hasil yang akurat, benar, tepat waktu, dan
dapat menjamin kerahasiaan informasi (sesuai peraturan Bank Indonesia).
Fungsi TSI yang tepat tidak terlepas dari criteria pemilihan jenis teknologi
yang akan digunakan oleh bank. Sistem aplikasi computer yang digunakan di
bidang perbankan harus bisa mengakomodasikan semua kebutuhan bank dan sesuai
dengan ketentuan otoritas moneter (salam hal ini adalah Bank Indonesia). Hal
ini memerlukan pemilihan software computer mengingat jenis software yang ada
dan ditawarkan di pasar relative banyak.
Sebagai contoh, Bank yang kapasitasnya relative kecil, misalnya Bank
Perkreditan Rakyat atau BPR kurang relevan bila menggunakan system aplikasi
computer yang menyediakan fasilitas transaksi dalam valuta asing atau
pengelolaan giro. Hal ini menginbgat bahwa BPR tidak boleh melakukan transaksi
dalam valuta asing dan tidak ikut dalam lalu lintas pembayaran giral.
Kriteria pemilihan software computer perbankan yang baik sesuai dengan
kebutuhan bank secara umum berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut:
1. Kemampuan
dokumentasi atau Penyimpanan Data
Jenis dan klasifikasi data bank yang relative banyak harus bisa ditampung oleh
software yang akan digunakan, termasuk pertimbangan segi keamanan datanya.
Jumlah nasabah serta frekuensi dan jumlah transaksi harian yang besar
memerlukan memory computer yang besar, selain memerlukan kecepatan prosesor
yang tinggi juga. Sebagai contoh BPR kurang efisien jika menggunakan mesin
besar, misalnya AS/400 dalm operasionalnya karena kapasitas dan cakupan
geografis BPR biasanya relative kecil.
2. Keluwesan
(Flexibility)
Operasional bank selalu berkembang dengan kebutuhan yang berubah-ubah dan
mungkin bertambah di kemudian hari walaupun informasi dasarnya tetap sama.
Kondisi ini harus bisa diantisipasi oleh perangkat lunak computer sampai
batas-batas tertentu. Setiap bank mempunyai system dan prosedur yang mungkin
berbeda meskipun data atau informasi dasar yang diolahnya sama. dan prosedurnya
berbeda.
3. Sistem Keamanan
Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat (agent of trusth), bank memerlukan
system keamanan yang handal untuk menjaga kerahasiaan data atau keuangan
nasabah; serta mencegah penyalahgunaan data atau keuangan oleh pihak lain yang
tidak bertanggung jawab. Software computer perbankan yang baik harus
menyediakan fasilitas pengendalian dan pengamanan tersebut.
4. Kemudahan penggunaan
(user friendly)
Pengertian mudah dioperasikan bukan berarti setiap pemakai (user) bisa
mengakses ke software tersebut tetapi petugas yang memang mempunyai kewenangan
mudah mengoperasikan proses yang menjadi tanggung jawabnya. Tahap input,
proses, dan output yang dilakukan pada software tersebut tidak menjadi
penghambat dalam kegiatan perbankan secara keseluruhan.
5. Sistem
Pelaporan (Reporting system)
Data atau informasi
yang dibutuhkan harus bisa disajikan dalam bentuk yang jelas dan mudah
dimengerti. Bank memerlukan laporan-laporan yang lengkap dan jelas tersebut
terutama dalam proses pemeriksaan (audit) atau penyajian laporan yang bisa
dimengerti oleh pihak-pihak yang berkempentingan dengan harapan keuangan setiap
bank menjadi lebih transparan dan bisa dipertanggungjawabkan.
6. Aspek Pemeliharaan
Kinerja software
perbankan diharapkan relative stabil selama bank beroperasi. Kondisi ini
memerlukan aspek pemeliharaaan yang baik, dalam arti secara teknis tidak sulit
dilakukan dan tidak membutuhkan biaya yang relative mahal. Pemeliharaan ini
juga menyangkut pergantian atau perbaikan teknis peralatan dan modifikasi atau
pengembangan software.
7. Source Code
Software perbankan biasanya merupakan program paket yang sudah di-compile
sehingga menjadi excecutable file. File program tersebut relative tidak bisa
dirubah atau dimodifikasi seandainya bank menginginkan perubahan atau fasilitas
tambahan dari software tersebut.
8. Struktur informasi
dan hubungan antar sub sistem aplikasi bank
Hubungan antar sub sistem aplikasi pada operasional bank.Konsep front office
yang lebih mendekati sisi nasabah dan konsep back office yang lebih mendekati
sisi bank sebagai lembaga keungan yang harus mencatat, mendokumentasikan, dan
atau mempublikasikan informasi keuangan, menyebabkan system aplikasi perbankan
terdiri dari sub-sub system yang saling berkaitan sesuai dengan tahap-tahap
pemrosesan dan jenis-jenis data keuangan.
Saat ini bank ritel di
Indonesia memiliki produk dan layanan:
Tabungan
Deposito
Giro
Kartu Debit
Kartu Kredit
Perdagangan Bank Notes,
Valas, dsb (Trade Finance)
Trend Transaksi
Jenis transaski sudah beragam baik menggunakan Kartu Debit, Kartu Kredit yang
memanfaatkan jaringan ATM atau Debit Access Transaction umumnya di Cashier yang
berlokasi di gerai, outlet tempat-tempat perbelanjaan.
Sebagai gambaran BCA dengan 750 kantor online-nya, dilengkapi 2.100 ATM yang
mempunyai fungsionalitas memadai, dapat menghandle dengan baik 8,2 juta
nasabahnya.
Dengan jumlah transaksi per hari 2,4 juta. Dari jumlah transksi tersebut
rata-rata 821.000 transaski dilakukan melalui ATM, dengan kata lain tingkat
pemakaian ATM-nya sebesar 3,9 kali. Sedangkan transaksi lainnya yang sudah
lazim dilakukan meliputi:
Mengecek saldo
Fasilitas Pembayaran:
Pemindahbukuan dan Penarikan Tunai
Fasilitas untuk
menerima Pembayaran (speed collect)
Pembukaan dan
pengecekan L/C
Layanan On Line Banking
Dipicu oleh
perkembangan Internet makinMeningkatnya
kemampuan hardware dan software dengan kecepatan tinggi dan
penyebaran komputer, makin menyadarkan nasabah bank akan berbagai kemudahan yang
didapatkan dengan ketersediaan layanan On-line banking.
Saat ini standar
layanan ritel banking kelas dunia seperti Chase Manhattan Bank, Bank Of
America (BOA) bagi nasabahnya bukan saja menyediakan
transakasi real-time
Ketersediaan Teknologi
dan Dampaknya
Perkembangan teknologi
telekomunikasi dan informatika mengarah ke konvergensi dan dipicu oleh ketatnya
kompetisi, melahirkan berbagai inovasi dan lompatan teknologi Telematika.
Paradigma diatas sangat
mempengaruhi pola dan strategi bisnis, tidak terkecuali industri perbankan.
Tuntutan keragaman,kemudahan, kecepatan dan harga jasa yang
sangat murah semakin cepat mengemuka. Berikut diuraikan
teknologi dan dampaknya bagi perbankan
A. Internet
Merupakan jaringan media informasi global untuk umum berkecepatan tinggi, yang
menghubungkan setiap PC dengan PC lain melalui modem. Manajemen operasinya
diatur melalui Penyedia Jasa Internet (ISP) yang terhubung dengan International
Internet Gateway, sehingga setiap individu dengan PC yang dilengkapi modem
dapat berkomunikasi, bertukar informasi atau hanya sebatas mencari informasi
keseluruh belahan dunia.
B. Intranet
Jaringan komunikasi intuk keperluan internal, yang mampu membuat sesama
karyawan dapat bertukar informasi dan bertukar pengetahuan ataupun media
penyampaian informasi kebijakan perusahaan pengganti majalah, bulletin di
internal perusahaannya (private network).
C. Extranet
Jaringan komunikasi yang dibangun dari saru perusahaan ke perusahaan lainnya
untuk saling bertukar informasi, bertransaski dari dan ke supllier, pelanggan
dan pelaku bisnis lainnya.
D. World Wide Web
(www)
Entitas yang paling cepat tumbuh dalam fasilitas Internet, yang menyediakan
fasilitas dan kemudahan dalam membuka atau mengirim informasi melalui saluran/
links “hypertext”.
Dengan entitas ini
memudahkan setiap komputer yang terhubung ke Web secara cepat mendapat akses
informasi umum dari setiap komputer lainnya di Internet, walaupun jumlah
informasinya banyak atau dari tempat yang jauh.
E. e- commerce
Merupakan aplikasi perdagangan yang memanfaatkan fasilitas Internet, yang
menjadikan setiap individu/ perusahaan dapat secara langsung tersambung secara
digital ke perusahaan/individu lainnya untuk melakakukan transaksi bisnis.
Masalah Dalam Dunia Perbankan
Kejahatan terhadap pelayanan perbankan merupakan salah satu bentuk kejahatan
yang selama ini sering terjadi di banyak tempat. Beberapa di antaranya sudah
ditangani dengan baik, namun masih saja terus berulang dengan modus yang
bervariasi. Misalnya mulai dari tindakan perampokan atas petugas bank maupun
terhadap nasabah yang baru saja melakukan transaksi di bank. Di samping itu ada
juga tindakan yang mengelabui data perbankan yang akibatnya merugikan nasabah,
termasuk dengan cara mengganggu proses transaksi melalui pemanfaatan teknologi
internet.
Akan tetapi, kini, satu pola pembobolan uang nasabah yang disimpan di bank
mulai menggejala. Bentuknya adalah menyalahgunakan data dalam pemanfaatan
anjungan tunai mandiri (ATM). Kejahatan ini telah membuat nasabah resah. Uang
nasabah pun dikuras habis tanpa sepengetahuan si pemilik tabungan. Peristiwa
seperti ini marak terjadi, seperti di Jakarta dan Bali. Kenyamanan menggunakan
mesin ATM pun kini masih melemah. Padahal, penggunaan transaksi dengan cara
seperti ini tujuannya adalah memudahkan nasabah, dengan memberi rasa aman dan
kepraktisan.
Kemudian pihak bank juga mengalami kerugian. Baik kerugian material, juga
kerugian psikologis. Bagaimanapun, bila terus-menerus terjadi kejahatan seperti
ini akan berimplikasi bagi ketidakpuasan nasabah yang pada gilirannya akan
mendatangkan ketidakpercayaan terhadap pelayanan dunia perbankan. Bank tanpa
kepercayaan nasabah akan mengalami kekeringan. Sebab, bukan tidak mungkin para
nasabah akan menarik dananya dari bank. Dunia perbankan secara umum pun akan
mengalami ketidaknyamanan.
Bagaimanapun jika kita hendak membangun iklim perbankan yang sehat, untuk
kemudian memacu dunia ekonomi, harus ada pelayanan perbankan yang nyaman dan
terpercaya. Itu tugas pemerintah dan pihak bank. Artinya, dalam setiap
pelayanan perbankan, jangan sampai menimbulkan kerugian terhadap nasabah, meski
itu dilakukan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab, seperti pembobolan
ATM milik nasabah. Artinya harus ada tanggung jawab atau umpan balik dari
kepercayaan para nasabah terhadap bank.
Dalam kaitan kasus kegiatan perbankan seperti yang terjadi akhir-akhir ini,
kita mendukung langkah pihak Bank Indonesia yang memerintahkan bank untuk
mengganti kerugian yang dialami para nasabah. Dari informasi yang ada, beberapa
peristiwa yang sudah terjadi, kerugian nasabah diperkirakan mencapai angka 5
miliar rupiah. Belum lagi kerugian yang belum terdeteksi dan belum dilaporkan.
Ke depan, bagi seluruh pemangku kepentingan terhadap dunia perbankan, apakah
itu pihak BI, bank-bank yang ada, dan juga pemerintah, yang penting diutamakan
adalah bagaimana memberikan rasa aman terhadap nasabah. Dan indikasi bank mampu
atasi masalah tersebut adalah masyarakat aman melakukan transaksi termasuk
dengan menggunakan ATM. Masyarakat harus percaya terhadap apa yang ditawarkan
bank. Data nasabah harus terjaga betul.
Di samping itu, para nasabah juga diharapkan kehati-hatiannya dalam menggunakan Kartu Anjungan Tunai Mandiri. Pasalnya, berbagai bentuk kejahatan itu dilakukan dengan cara skimming data, yaitu pencurian data nasabah yang tersimpan dalam kartu atau pengintipan nomor identitas personal (PIN).
Di samping itu, para nasabah juga diharapkan kehati-hatiannya dalam menggunakan Kartu Anjungan Tunai Mandiri. Pasalnya, berbagai bentuk kejahatan itu dilakukan dengan cara skimming data, yaitu pencurian data nasabah yang tersimpan dalam kartu atau pengintipan nomor identitas personal (PIN).
MASALAH SISTEM
PERBANKAN
Sistem informasi berbasis IT merupakan kebutuhan primer di era modern apa lagi
sudah menjadi kebutuhan yang harus di penuhi pada perusahaan-perusahaan. Dengan
informasi yang begitu banyak, dibutuhkan sistem informasi menejemen yang
terstruktur dengan baik dan diolah dengan profesional. Diperlukan sistem yang
baik dalam mengolah informasi pada suatu organisasi informasi dan bank. Karena
pengolahan informasi sangat mempengaruhi hasil kerja, kemampuan dan efisiensi
perusahaan atau bank.
Keamanan sistem informasi pada bank merupakan hal yang utama. Dikarenakan
informasi nasabah. Adalah informasi yang harus dilindungi bank dari penjahat.
Apabila sistem informasi di kuasai oleh penjahat tersebut maka bank akan
mengalami ancaman kebangkrutan serta merugikan nasabah. Pada bank,
penjahat/hacker terdapat sasaran yang dapat mengancam bank dan menjadi sebuah
resiko menejemen resiko, yaitu : data, sistem aplikasi, pengetahuan teknologi,
fasilitas yang dimiliki bank, nasabah.
RESIKO DATA
Data merupakan sasaran utama yang dimanfaatkan pelaku kejahatan/hacker untuk
mendapatkan informasi mengenai nasabah. Oleh sebab itu pelindungan data sangat
di butuhkan oleh bank dengan cara enkripsi – enkripsi data tersebut.misalnya
pada ATM dimana pejahat melakukan penyadapan nomor PIN dengan cara mengakses
data yang sudah disimpan sebelumnya pada mesin ATM dan sebelum itu melakukan
pembobolan terhadap server yang tersambung dengan komputer mesin ATM.
RESIKO SYSTEM APLIKASI
Sistem aplikasi merupakan sistem software aplikasi yang digunakan oleh bank
dalam memberi fasilitas pada nasabah. Layanan yang dapat dilakukan oleh nasabah
adalah transaksi. Disamping itu aplikasi dalam melayani nasabah. Dibutuhkan
pula aplikasi keamanan data/informasi.
RESIKO TEKNOLOGI
Teknologi sangat berpengaruh terhadap sistem aplikasi komputer yang digunakan
oleh bank. Oleh sebab itu diperlukan teknologi yang dapat memberi keamanan
sehingga terhindar dari tindakan kejahatan. Teknologi yang lama akan mudah
dipelajari oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Selain itu dibutuhkan
teknologi pendukung seperti kamera dan mesin ATM yang memiliki sistem keamanan
yang baik. selain itu mesin ATM juga harus sudah mempunyai standar
internasional / ISO dan mendapatkan sertifikasi ISO.
RESIKO FASILITAS
Fasilitas yang didapatkan nasabah sudah dapat bekerja dengan baik. nasabah
dapat memahami fasilitas transaksi dan mengambil uang dengan nyaman. Diperlukan
juga teknisi yang handal dalam memberi pengaturan terhadap fasilitas yang
diberi oleh bank.
RESIKO NASABAH
Pihak bank juga perlu
memberi informasi mengenai cara agar tabungan nasabah tidak di bobol oleh
penjahat. Seperti
Menjaga kerahasiaan PIN
Memperhatikan Kondisi
fisik ATM
Menggunakan kartu ATM pada merchant yang bekerja sama dengan pihak perbangkan.
Apabila terjadi alat yang mencurigakan yang tersambung kepada ATM. Lapor kepada pihak bank.
Gunakan ATM yang aman lokasinya , Jangan mudah percaya dengan bantuan orang lain di lokasi sekitar ATM.
Apabila terjadi alat yang mencurigakan yang tersambung kepada ATM. Lapor kepada pihak bank.
Gunakan ATM yang aman lokasinya , Jangan mudah percaya dengan bantuan orang lain di lokasi sekitar ATM.
PEMECAHAN MASALAH
MENJAGA KEAMANAN SISTEM
INFORMASI DENGAN MENERAPKAN PRINSIP PRINSIP MANAJEMEN RESIKO PADA BANK
Keamanan sistem informasi berbasis IT merupakan suatu yang harus di jaga
karena merupakan asset berharga. Bank dalam mengolah dan menyimpan data akan
memberi ancaman pada kemanan data tersebut, oleh sebab itu dibutuhkan sistem
standart manajemen keamanan informasi yang baik.
Dengan demikian dibentuknya peraturan penerapan menejemen resiko bagi
bank umum. Dibentuknya perarturan oleh bank Indonesia. Sehingga dengan
dibuatnya peraturan bank umum yang ada di Indonesia menerapkan prinsip-prinsip
manajemen resiko yang dikeluarkan oleh Bank for International Settlement
disebut juga dengan kesepakata Basel II
Beberapa manajemen resiko yang harus di jaga adalah resiko oprasional contohnya
tidak berfungsinya proses internal pada bank, kesalahan manusia, kegagalan
sistem atau adanya masalah eksternal yang mempengaruhi bank. Dengan peraturan
tersebut mendorong bank umum untuk menerapkan sistem informasi dengan
menganalisa serta mengontrol informasi yang ada pada sistem aplikasi. Selain
menjaga, mengolah dan menganalisis data. Dibutuhkan juga pengamanan terhadap
faktor eksternal yang mempengaruhi bank. Contoh dari gagalnya sistem keamanan
dari bank dengan dibobolnya bank dikarenakan ketidaksetiaan pegawai bank
tersebut, selain itu dengan kegagalan sistem yang berjalan akan merugikan bank
itu sendiri. Oleh sebab itu bank membutuhkan system kemanan yang memiliki
standart internasional.
Dalam menerapkan
manajemen resiko pada Bank yang dilakukan bank :
Penerapan manajemen
resiko secara umum
Penerapan manajemen
resiko secara aktivitas
Dengan menerapkan manajemen resiko diatas akan mengurangi resiko pada bank.
Selain itu perlu diketahui bagi nasabah dalam menggunakan sistem informasi pada bank dengan cara online terhadap resiko yang didapat. Contohnya seberapa besar keamanan pada saat transaksi menggunakan WIFI. Lalu nasabah perlu mengetahui smartphone yang mudah di bobol oleh hacker, bagian sasaran empuk hacker pada saat mencari sasaran smartphone, dll dengan demikian dapat dihindarkan kejadian merugikan pihak bank maupun nasabah dalam transaksi.
Selain itu perlu diketahui bagi nasabah dalam menggunakan sistem informasi pada bank dengan cara online terhadap resiko yang didapat. Contohnya seberapa besar keamanan pada saat transaksi menggunakan WIFI. Lalu nasabah perlu mengetahui smartphone yang mudah di bobol oleh hacker, bagian sasaran empuk hacker pada saat mencari sasaran smartphone, dll dengan demikian dapat dihindarkan kejadian merugikan pihak bank maupun nasabah dalam transaksi.
Bottom of Form
Tidak ada komentar:
Posting Komentar